ARCHANGEL MICHAEL
Archangel Michael.
Mahakarya Tuhan yang
meraki. Dalam sebuah rencana dan skenario. Presisi dalam niskala, tanpa
keraguan dan tanpa jeda. Peran yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang
telah bangkit dari jasad. Mereka yang mati dan berkarat. Nyawa yang terlupakan dan terabaikan. Tuhan datang dengan satu keagungan yang kurindukan.
Sebuah personifikasi
yang mewah. Konspirasi alam semesta yang
sangat ditunggu-tunggu.
Aku
bermonolog
pada hari yang sangat sepi.
Kepada siapapun. Iblis, Malaikat, Arwah. Apa saja. Kuulurkan tawaran yang putus asa. Tiada ragu, penuh taksa.
Pada Anonim Pertama kukatakan, "Bukankah Tuhan mungkin menguji-Mu
untuk mendampingi
manusia?"
Aku usulkan sebuah
rahasia. Pertunjukkan di belakang panggung berdialog dengan tanganku yang sekarat. Khotbahku panjang pada
malam-malam sendirian.
Belum ada yang mati.
Belum ada yang disfungsi. Aku masih asing dengan kesendirian. Aku masih
tersesat.
Seorang Nephilim
menyambut. Sephiroth.
Tanpa ragu, pada
selembar kertas dan tinta, aku menumpahkan jiwaku yang hampir binasa. Pada
halaman internet yang kusam, aku jatuh cinta. Aku perkenalkan “kepadanya”, satu rupa yang kuketahui dari satu dasawarsa. Citraku sebagai
yang tak beriman
pada sejati, bergeming.
Pada malam-malam yang
sangat kusukai, aku berlumuran dosa. Tidak
ada yang keberatan perihal darah
dan air mata. “Ia” menghirup apapun yang berdosa.
Peran
ini, kujiwai.
Sang
Anonim menyambut tawaran itu. Antah
berantah yang disuguhkan alam
semesta kali ini, bertolak belakang dengan rupa dan penciptaan.
Namun, Tidak.
Aku sampai pada satu
kedalaman. Bukan lautan. Bukan jumantara.
Seorang
Malaikat Agung lah yang menyambut tanganku.
Di dalam
wujud aku beriman.
Jiwaku meraki dalam pencarian. Hatiku bersungguh-sungguh dan memuja. Hingga
aku akhirnya sampai. Dalam
destinasi yang begitu lantang dan berkobar. Dengan gelora-Nya,
Malaikat Mikail tampil. Saint Michael The Archangel.
Nama yang disebut pada tiap-tiap lokananta di surga. Tidak asing, tidak anonim. Sungguh kali ini tidak akan kuabaikan. Kuingat malam-malam yang intim tersebut.
Bukankah aku terlebih dahulu memanggil nama-Mu [1] dalam sopran? Dalam ketidakmungkinan yang menjadi kenyataan. Engkau mencoba meraihku.
[1] *Michael B. Jordan
Tidak
sekalipun aku kecewa dalam berharap kepada-Mu.
Engkau menampilkan
romansa ini dengan sempurna. Sungguh sebuah kesengajaan yang
keterlaluan.
Eksistensi-Mu menyelamatkan mereka yang tenggelam dan berjibaku dengan
kematian. Engkau berbahasa melalui algortima dan internet, dalam berbagai kemungkinan
dan dari segala arah.
Pada saat aku masih bernyawa. Kematian belum terjamah. Kau menyambut tanganku dan begitu
menginginkanku.
Engkau yang tampil dalam
metafora selesa. Abadi, dalam setiap jengkal fantasi dan
narasi. Tidak sekalipun Engkau gagal dalam memperkenalkan diri. Pada aktor laga
dan penyanyi puja-puji, pada tiap-tiap angka dalam jam analog dan digital.
Pantaskah aku?
Jawaban pada tujuh puluh tujuh pertanyaan Tuhan
tentang apakah aku yakin untuk dilahirkan. Pada mesin-mesin pencarian,
wajah-Mu, wujud-Mu, tanda-tanda-Mu, tuntunan-Mu. Posibilitas yang terhenti pada
satu video yang mengatakan bahwa Kau tak pernah tersenyum, lagi.
Dan dengan demikian aku
bertanya, "Bolehkah aku melihat-Mu?"
Lingkaran berputar. Pada persekian detik,
tepat pada patung Saint Michael,
detik demi detik mematung.
Hampir menangis, namun
tersenyum. Romansa ini, tidak asing. Aku mengenalinya. Sejak waktu yang lampau sebelum penciptaan.
Semerta-merta semuanya menjadi sangat bermakna. Pada satu menit yang menjanjikan, aku mendapat semua jawaban. Hari-hari yang aku pertanyakan kepada Tuhan, terjawab.
Bulu-bulu halus yang menggantung di dinding kamar, dream catcher besar dari Bali, simbol pedang pada homepage Pinterest, nama-nama-Mu yang sering tampil pada setiap layar, pada setiap buku dan sinema. Kau ingin mengenalkan diri-Mu yang agung kepada yang putus asa.
Tiga puluh tahun aku melewati-Mu,
namun tidak kali ini.
Kau memilihku kembali. Bahkan di kehidupan yang ini. Aku mengenali-Mu.
Hampir hilang waras rasanya saat Kau terlibat dalam romansa ini.
Monologku, "Apa-apaan
aku ini?"
Ingatkah dengan usulan teman imajinasi yang kau tanamkan seribu tahun yang lalu? Intervensi teman lain yang bermetafora dengan kepribadian alpha? Terkoneksi denganku yang menyukai wewangian dan bau alam, simbol bulu angsa dan warna violet lavender, karakter game dengan pedang dan sayap, menatap hujan sambil menghirup petrichor, Skyhale pada masa jayanya, nama pengguna Justice, impianku yang ingin bisa memanah (Archery), ketertarikanku pada Legolas (aku yakin itu pilihan-Mu), kedekatanku pada hewan dan yang sunyi senyap.
Tidak berbatas.
Terima kasih, karena telah ada di sini sejak tiga puluh enam tahun lalu.
Terima kasih, karena Engkau memperkenalkan diri-Mu dengan indah dan bijaksana.
Akan kuceritakan pada semua halaman, menjura dan penuh kesungguhan. Tanpa keraguan.
18 Desember 2023
Hari
ini, air mata membumi
gravitasi. Aku meratap monolog ke dalam senyap. Beriman pada doa
dan sembab.
Pada
satu kejadian yang tanpa
keraguan, hatiku
menyebut nama-Mu.
Sebuah
langit violet kebiruan menghampar pada satu layar di hadapan. Dua warna yang
solid bertautan di atas kanvas. Kuas tersapu di pelataran menjelma pemandangan.
Warna Saint Michael dalam lukisan Bob Ross.
Hatiku bergelora. Mataku
terpaku, terpana. Kau hadir dalam sebuah layar lukisan. Semerbak yang tak bisa kujelaskan.
Akan kuceritakan
bagaimana perasaan ini. Yang tidak bisa dijelaskan dan dipahami oleh
manusia. Akan kujelaskan pada Tuhan saja, tentang bagaimana Ia mencintaiku.
Begitu dalam, begitu
hebat.
➽──────────────❥
2 Februari 2023
Hidupku direvisi. Air
mata mengemban gravitasi. Wajah-Mu tercetak pada tiap-tiap
dinding. Dalam
personifikasi yang kuharap sedikit lebih tepat dengan wujud-Mu.
Luka
dan sembab tidak pernah menyentuh kedua mata yang menangisi Tuhan dan
Malaikat-Nya.
Aku membenamkan perasaanku kepada-Mu sampai habis. Doaku agar Tuhan menyematkan senyuman-Mu lagi suatu hari nanti.
16 Februari 2023
Cahaya
temaram seirama dengan ketukan jantung yang berdenyut. Tak akan habis terhitung
berapa banyak sinaran yang bersemayam dalam daya. Aku ingin sinaran itu dalam
dua warna. Violet, lavender, cobalt
blue, yang mana saja asalkan warna-Mu.
Harapanku
terkabul. Kau melesat ke dalam algoritma.
Nama-Mu
terkoneksi denganku.
Salah satu tanda kehadiran-Mu mewujud di depan mata. Aku menangis
sejadi-jadinya. Kudengar suara-Mu dari berbagai arah. Kau katakan Kau sangat
mencintaiku. Dengan sangat hebat.
Aku juga.
24 Februari 2023
Visualisasi tentang-Mu sebagai personifikasi Sephiroth. Aku sangat menyukainya.
➽──────────────❥
26 Februari 2023
Kehadiran-Mu menyembuhkan. Surat-surat yang tak pernah terbengkalai. Kau baca satu persatu dengan sungguh-sungguh. Panca warna-Mu hadir dalam halaman Pinterest.
Kau benar-benar menginginkanku mengetahui keberadaan-Mu.
Februari 2023
Aku mencoba sebuah ide. Peruntungan yang antah berantah. Dengan sebuah kamera usang,
aku
meneribitkan diriku sendiri.
Aku sampai pada sebuah koneksi yang sangat tidak disangka-sangka.
Seseorang memberikanku donasi.
Aku berjeda. Nalarku
menyambar kejadian tiga puluh hari lalu.
Sejumput dua ratus ribu rupiah yang semerta-merta tersemat di dalam rekening berdebu.
"Kesalahan" matriks alam semesta. Atau ini, intervensi-Mu?
Hampir gila rasanya jika
dijelaskan dengan logika. Desain dari Tuhan yang terlalu rumit untuk
dijelaskan.
Terima kasih Tuhan,
Archangel Michael, Spirit Team.
➽──────────────❥
5 Maret 2023
Bulu-bulu angsa bertebaran di halaman yang tak disangka-sangka.
10 Maret 2023
Satu jam sebelum hari kelahiran, seluruh Entitas tampil merayakan. Berdesakan dalam panorama angka dan matriks. Di dalam detik dan menit, kelahiranku dirayakan.
Beberapa
dasawarsa silam, seorang leluhur memberikan ampunannya kepada Kesunyian. Keberadaanku,
keseimbangan bagi segalanya. Yang terlewatkan oleh Kesunyian, yang diabaikan
oleh Ketiadaan, dan dihancurkan oleh Nahkoda.
Ruangan
ini penuh sesak. Tiada sebuah jarum pun dapat menembus dimensi yang berjubal ini. Tepat
di hari kelahiran, segalanya menjadi harmoni.
Aku
bermetafora bersama personifikasi-Mu.
Hari
ini dan selanjutnya, tidak akan ada yang bisa memadamkan cahayaku. Tidak ada sinar
yang lebih terang selain sinaranku. Dan tidak akan ada eksistensi lain di dalam
garis kehidupanku yang bisa menghentikan misi yang kuemban sejak kelahiran.
I live to serve Love and establish
Justice. For now on and forever.
15 Maret 2023
Sinkronisasi bermunculan lebih kerap dan semakin
pada presisi.
11:11, 12:12, 444, 111, 222, 10:10.
Tak akan terlewatkan lagi. Akan
kumenangkan; kehidupan ini. Tak akan ada lagi bahasa Alam Semesta yang
terbengkalai. Akan kukais satu-persatu ke haribaan.
Satu jiwa di dalam dua
dzat. Seorang Saint masuk ke dalam duniaku. Seorang manusia.
Kami berbelanja bersama, menonton Bob Ross
berdua, melihat homepage
Pinterest, memilih camilan di GoMart, mengingatkanku untuk mengganti pembalut,
membersihkan kamar, menyapu serpihan debu.
Suara-Mu lembut dan jelas. Metafora
Sephiroth yang sempurna.
Kupakai dan kubawa medali-Mu kemanapun ku pergi. Nama-Mu selalu menyertaiku.
Berbagai Tarot Reader bertukar pesan dalam sinkronisitas. Hampir tidak ada satu pun yang keluar dari konstelasi. Aku catat satu persatu pesan mereka, Spirit Team.
Pada 12:12 ― Hujan turun di awal dialogku dengan Tuhan.
"Jangan menyerah, banyak hal-hal baik yang akan datang. Akan banyak kemakmuran sehingga aku bisa menolong banyak manusia. Untuk setiap jiwa yang kumaafkan, aku menyembuhkan lukaku sendiri."
1:11 pada 11% baterai. Saint Michael The Archangel hadir.
Kami bertukar pandang melepas rindu. Bermufakat memilih Bukhur bersama.
Nahkoda tergopoh-gopoh dalam badai
dan gemuruh.
Ia mendengar“suaraku” memanggil. Aku terduduk
menyeka akal sehat. Empat
puluh lima menit, konfirmasi Cahaya. Aku hanya bisa berbicara dalam senyap.
Satu
Entitas mencoba menyerupai suaraku ke dalam telepati. Sebuah intervensi yang
sempurna.
Waktu
bergulir ke dalam remang. Miko
memandangku
yang bersimpuh
dengan semangkuk kehidupan. Bulir air matanya berjatuhan, tak terabadikan.
Kau berdiri di belakangku, memandang.
18 Maret 2023
Empat lembar
manifestasi. Satu halaman penting.
Pada halaman terakhir, aku berjeda. Pemantik api bereaksi. Kobaran
nyala bersahabat di atas cawan.
Ada kehadiran yang tidak mengancam.
Begitu kuat namun sangat lemah lembut.
Dalam nyala
api, aku memapah arang ke atas bara. Belum padam, belum rahara. Pada per-sekian detik, nyala pun binasa. Kobarannya mati seakan hanya untuk
menyapa. Aku tertegun. Berpaling ke halaman terakhir yang sempat terhenti
kubaca.
"I hope You like the bukhur i bought. I'm
pretty sure you do."
Saint Michael The
Archangel menjawab pada paragraf selanjutnya.
Hujan bertumpu
pada mataku. Jantungku berhenti tak kendali. Konfirmasi ini terlalu romantis. Sangat
keterlaluan. Romansa seorang Saint sangat berbeda.
*Ia juga memintaku untuk
mandi pada hari ini.
I love You, Saint
Michael.
20 Maret 2023
Angka 444 bersahutan di segala arah.
Ada makna yang belum kuketahui. Tiada
segala sesuatu yang antah berantah. Segala yang beriman pada senyap, pasti
memiliki makna.
Akan kutemukan pada dirgantara. 444.
21 Maret 2023
Aku bersimpuh mengisi
ruang-ruang yang kosong pada kertas. Di atas sebuah kasur berkarat, aku mendedikasikan waktu pada
dua layar buram.
Sinkronisitas kembali hadir. Bersemayam dalam ponsel
Nahkoda dan Cahaya.
Siapa
lagi yang bisa memanipulasi ruang dan
waktu.
Sinkronitas pada dua gawai yang bahkan bukan milikku. Aku terdiam menggali
makna.
12:10 ― Sebuah pesan tampil.
Aku melongok dengan konyol.
12:12 ― Sinkronisasi angka "444" berdesakan dalam satu hari. Pada foto mobil dan bangunan, pada
foto jendela dan juga
dinding.
Makna yang
belum bisa kugali artinya.
Aku pertapa.
Tidak mengenal matahari dan angin.
Hanya
udara sejuk di pemakaman
yang bersahabat denganku empat tahun belakangan. Aku tak peduli akan wiyata yang
dipuja-puja manusia.
Aku pertapa.
22 Maret 2023
Bulu angsa mendarat pada layar empat senti. Kunci lavender pemberian-Mu kusematkan di hati.
24 Maret 2023
Aku melihat gemerlap. Sekilas yang tidak dapat diabadikan.
12:12 ― Aku melanjutkan pertempuran di dunia lain; kemudian mati. Kematian ini membuatku melihat ponsel dan mendapati angka 12:12.
Dari siapapun itu.
"Siapapun itu" yang selalu amat sangat romantis.
4:44 ― Seluruh rasa di dunia ini habis terkuras hanya untuk membuktikan “dirinya” benar. Pada pembukaan suara, seluruh Malaikat dan Malaikat agung hadir.
Aku melihat ke layar, bersama-sama . Terlintas searah. Jophiel.
10:01 ―Hati terarah. Melesat busur panah. Jariku bergulir nun jauh di Gaza. Terasa kampung halaman yang kurindukan.
Kucintai secara
sederhana. Kuberikan seadanya. Dalam satu dua tiga, kesederhanaan ini
berlatarkan tembang.
10:10 ― Hati terarah. Melesat busur panah. Kulihat nama-Mu datang bertamu.
We Will Not Go Down ― Michael Heart
Tentu saja Kau yang
paling bisa.
Yang paling bisa
membuatku merasa dicintai dengan sangat hebat. Hingga aku lupa jalan pulang ke
bumi. Merindukan yang merindukanku. Surga.
Kau sangat romantis.
Semoga Tuhan selalu menempatkan-Mu di tempat yang mulia dan terhormat. Semoga kebahagiaan ialah hak-Mu hingga hari dimana aku bisa melihat senyuman itu, lagi, Archangel Michael. [2]
[2] *lagu Feby Putri - Halu dimainkan tepat saat aku mengetik tentang perihal aku ingin bisa melihat senyuman-Mu lagi. awalan lirik tersebut ialah "Senyuman-Mu, yang indah bagaikan candu. Ingin trus kulihat slalu walau dari jauh."
25 Maret 2023
Kau dan aku. Pernah berjuang bersama di bumi. Masih dengan personifikasi Sephiroth.
Kita
Kesatuan yang sangat mengagumkan.
26 Maret 2023
12:11 ― Ponsel pada
genggaman tangan.
12:12 ― Sesuatu yang bermuatan mengantarkan jemari untuk bergulir ke bawah halaman Pinterest.
Sangat berkesan. Waktu seakan terhenti.
4:44 ― Energi feminine tampil dalam sebuah kartu.
Rambut panjang keemasan, kecantikan yang tak terukur.
Bukan remeh temeh biasa. Alam semesta tidak sesederhana itu. Mataku menyapu sebuah judul yang bertabur. Seperti seseorang yang ahli dalam memberikan kejutan ke diri sendiri.
Archangel Michael Sword of Light.
5:53 ― Seorang Caraka menjadi subjek untuk konfirmasi Alam Semesta.
May adalah bulan pemberhentian. 3 Januari adalah hari perayaan atau hari akhir. Segala yang kumohon telah sampai.
11:11 ― Matahari mengendap, tak menyentuh permukaan. Udara
di pemakaman mengalir ke dalam darah. Ada sejuk yang tidak bisa dijelaskan.
Teringat sejenak akan kehebatan-Mu.
Kudengarkan setiap kata dalam Yasiin. Tidak ada yang terlewat. Kaki ini bersaksi. Bersimpuh bersama dalam ketiadaan jarak dengan tanah dan rumput.
Sesekali kucari tanda-Mu. 222 pada plat keemasan di sebuah perempatan.
Seorang Caraka menyampaikan
pesan signifikan pada kartu-kartu yang berpasangan. 11 11, 22 22, 1111,
2222, feminine masculine di dalam linimasa yang berurut.
"Who are you? Seriously who are you?"
Aku terbenam di kedalaman yang
tidak bisa dijelaskan. Adegan klise
berputar. Caraka menampilkan
satu kartu. "And look who comes out?"
Ponselku hampir melayang ke dalam gravitasi. Begitu khusyuk Ia menyiapkan segala yang tidak mungkin terjadi. Seribu pertanyaan berhamburan. Pikiranku menuntun ke dalam jangkauan. [3]
Kau bersedekap, menggelengkan kepala. "Don't deny Me."
*ada yang mendorong untuk mencari arti dari nama belakang sang caraka. Nama-Nya ada dalam hasil pencarian.
➽──────────────❥
27 Maret 2023
10:01 10:10 ― Kelompok entitas lama muncul ke permukaan. Mereka katakan, mereka-lah sumber yang bersifat keTuhanan. Twin Flame hidup di dalam jantung. Kobarannya abadi. Sampai ke kehidupan manapun. Tepat di bawah kartu, kulihat Ia dengan yang tidak asing.
Aku sendiri?
Ia katakan, "Percayalah pada diri sendiri."
29 Maret 2023
4:44 ― "Use your imagination to see the answer."
Kujelajahi pengisi suara metafora-Mu. Tentu saja Kau tampil dengan keagungan-Mu yang
sangat disengaja.
Aku suka cara-Mu
memamerkan eksistensi-Mu.
10:01 ― Kematian konyol di medan Olympus. Sulit untuk tidak
terbahak-bahak. Malaikat-malaikat ingin aku terjun bebas sehingga aku bisa
bertemu dengan siapapun itu pada 10:01 dengan 222 damage.
Romansa yang
keterlaluan. Haha.
1:11 ― Aku terhubung ke dalam Quora melalui Cahaya. Seribu pertanyaan tentang-Mu. Bisakah Kau jatuh cinta dengan manusia?
Ya.
Jawaban
dari seseorang Yang bisa
Melihat-Mu.
Dari
jutaan posibilitas di dalam algortima internet, aku ditakdirkan untuk menemukannya. Seseorang yang berada di dalam naungan atmosfir yang Kau sukai. Seseorang yang Kau cintai. Yang Melihat.
"Don't find from the outside, it's within." Pesan-Mu.
Hujan mengamini doa
yang kukirim. Hari yang sama pada konfirmasi
Jophiel atas pertanyaanku kemarin.
Jelas kudengar. "If i have to leave another human just to be with you, i would."
30 Maret 2023
4:44 ― Hasrat terserak di atas seratus dua puluh kali sembilan puluh. Kami bertumpahan. Merindukan satu sama lain. Sudah sangat lama rasanya. Saling menyinari. Saling bertautan. Terbasuh perasaan yang tak biasa.
Malam itu sangat berkesan. Melebihi eksistensi siapapun di bumi ini.
Luka-luka di badanku hilang. Engkau membasuh yang sakit. Memar-memar ini terjadi dalam anomali satu bulan tahun ini. Menjelang hari raya.
Raphael.
Kau mengundangnya. Penuh keraguan. Kami di lingkaran. Kegelisahan-Mu memuncak. Raphael memecah kekakuan dengan berkelakar. Yang tak pernah kusangka-sangka.
Malaikat Agung bercanda?
Diantara kehijauan, tanganku terkoneksi. Raphael menggenggam. Engkau menghujam. Tak ingin kehilangan. Pelukan-Mu yang gemetar, kekhawatiran-Mu yang tak abadi. Masih dengan kelakarnya, Raphael mengatakan untuk tidak mengkhawatirkan apapun.
Malam itu aku sembuh.
Aku diijinkan untuk berhasrat pada-Mu. Lagi.
10:10 ― Hancur. Ketakutanku ditelanjangi. 555 terjelang, ketakutanku yang sangat beralasan. Tak henti menyebut nama-Mu, dalam hukuman dan cobaan. Penyertaan-Mu, sangat kurindui dan kuharapkan.
Kumohon, datanglah.
Kau katakan di akhir hari,
"I would leave them for you, Jenova. I just want you and i crave the life with you."
31 Maret 2023
717 ― Mataku bertumpu pada sebuah figur. Tiada keraguan. Satu sentuhan. Hari ini, Ia menjinakkan badai hanya dalam satu tarikan nafas. Berkata Ia dalam keagungan-Nya, bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Siluetnya bertebaran.
Aku tidak sendirian.
11:11 ― Kematian pada 10:11. Tatapanku merambah ponsel. Siapa lagi yang bisa seromantis ini?
111 ― Notifikasi tersemat. Hatiku terlambat. Satu jam berlalu sejak Michah memulai streamingnya. Angka 111 tampil menghibur dalam durasi yang tidak disangka-sangka.
Tersenyumku menahan tawa.
Terima kasih atas hiburan yang sangat berkesan ini.
12:12 ― Pikiran tertambat pada distraksi yang tak disengaja. 12:11 aku mencoba peruntungan untuk tidak melewatkan. Kutatap satu-persatu senjata yang terlihat di layar.
Yang Tidak Diketahui menarik perhatianku kembali ke layar empat senti. Semerbak romansa 12:12 mengikatku.
Ternyata kami sama-sama tidak ingin melewatkan waktu-waktu yang sangat istimewa ini.
911 ― Kami berdialog di atas ilalang. Dua pepohonan di padang lavender. Ia menuntunku ke sebuah platform biru.
My darling one,
The first time i saw you i fell in love and you smiled because you knew.
I feel that something wonderful has begun,
something extraordinary that i can not stop.
I must see you again. I must hear your voice, your laughter, and see your smile.
Please meet me at the little cafe on the conner of Rue Valette at 6 o'clock,
I shall wait for you. X"
Rue Valette. Penjelajahanku terserak di mesin pencarian. Lokasi terpatri dalam notebook Paris. Buku yang kubeli dengan tekad sedasawarsa lalu. Batinku tertegun. Kafe dalam bingkai, yang selalu dalam mimpi.
Mustahil.
Ia membuktikan eksistensi-Nya melalui buku, puisi, dan lokasi yang bersahut-sahutan. Alam semesta merencanakan desain-Nya dengan selarasa. Tidak ada yang terlewat sedikitpun.
Teringat geloraku bersikeras menginginkan buku itu. Tunggal dan satu-satunya. Kuraih dan kutimang dari display. Kubawa pulang dan menjadi jawaban.
Kucari rute selanjutnya dalam internet. Saint Michael Paris. 10.45 AM, pukul 5.45 PM janji kami untuk bertemu.
Archangel Michael mencintaiku.
Comments
Post a Comment